Cara Membaca dan Menggunakan Multimeter Digital untuk Pemula - Edukasi Elektronika | Electronics Engineering Solution and Education

Thursday, 17 April 2025

Cara Membaca dan Menggunakan Multimeter Digital untuk Pemula

Multimeter digital (DMM) adalah alat ukur serbaguna yang digunakan untuk mengukur berbagai parameter listrik seperti tegangan (voltage), arus (current), dan hambatan (resistance). Alat ini sangat berguna bagi teknisi elektronik, listrik, atau bahkan pemula yang ingin mempelajari dasar-dasar pengukuran listrik.  

Multimeter Digital

Bagian-bagian Multimeter Digital  


a. Display (Layar)  

Layar digital menampilkan hasil pengukuran dalam bentuk angka. Beberapa multimeter memiliki layar backlit untuk memudahkan pembacaan dalam kondisi gelap.  

b. Selector Switch (Saklar Pemilih)

Saklar ini digunakan untuk memilih jenis pengukuran (voltase AC/DC, arus, resistansi, dll.) dan rentang pengukuran (range).  

c. Port (Colokan Input)

Multimeter memiliki beberapa port untuk memasang probe:  

- COM (Common)

COM (Common) adalah port yang digunakan untuk menyambungkan probe hitam sebagai ground pada pengukuran.

- VΩmA

VΩmA merupakan port yang digunakan untuk mengukur tegangan (volt), resistansi (ohm), dan arus kecil hingga sekitar 200 mA. 

- 10A (atau A)

10A (atau A) adalah port khusus untuk mengukur arus besar, biasanya hingga 10 ampere.

d. Probe (Kabel Penguji)  

1. Probe merah digunakan untuk mengukur dan dihubungkan ke port VΩmA atau 10A, tergantung jenis pengukuran yang dilakukan (tegangan, resistansi, atau arus).

2. Probe hitam selalu terhubung ke port COM (Common) sebagai ground atau referensi pengukuran.

3. Pemilihan port untuk probe merah harus disesuaikan dengan besarnya arus atau jenis parameter yang akan diukur agar hasilnya akurat dan aman.

 

Fungsi Dasar Multimeter Digital


a. Mengukur Tegangan (Voltage)  

Tegangan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:  

- DC Voltage (V= atau VDC)

DC Voltage digunakan untuk mengukur sumber arus searah seperti baterai atau adaptor.  

- AC Voltage (V~ atau VAC)

AC Voltage digunakan untuk mengukur sumber arus bolak-balik seperti listrik rumah.  

Langkah pengukuran tegangan:

- Pasang probe hitam ke COM dan probe merah ke VΩmA.  

- Putar saklar ke V= (DC) atau V~ (AC).  

- Pilih rentang pengukuran yang lebih tinggi dari perkiraan tegangan (misal, untuk baterai 9V, pilih 20V).  

- Sentuh probe merah ke kutub positif dan probe hitam ke kutub negatif.  

- Baca nilai di layar.  

b. Mengukur Arus (Current)

Arus juga terbagi menjadi DC dan AC. Pengukuran arus memerlukan pemutusan rangkaian karena multimeter harus diserikan dengan beban.  

Langkah pengukuran arus:  

- Matikan sumber daya rangkaian.  

- Pasang probe hitam ke COM dan probe merah ke mA (untuk arus kecil) atau 10A (untuk arus besar).  

- Putar saklar ke A= (DC) atau A~ (AC).  

- Hubungkan probe secara seri dengan beban (multimeter menjadi bagian dari rangkaian).  

- Nyalakan sumber daya dan baca hasilnya.  

c. Mengukur Resistansi (Ohm)

Digunakan untuk mengukur nilai hambatan resistor atau memeriksa kontinuitas kabel.  

Langkah pengukuran resistansi:

- Pastikan daya pada komponen mati.  

- Pasang probe hitam ke COM dan probe merah ke VΩmA.  

- Putar saklar ke Ω (Ohm).  

- Sentuh probe ke kedua ujung resistor/kabel.  

- Baca nilai di layar (jika "OL" berarti resistansi sangat tinggi atau terbuka).  

d. Mode Kontinuitas (Buzzer)

Berguna untuk mengecek koneksi kabel atau jalur PCB.  

Langkah pengujian kontinuitas:  

- Putar saklar ke simbol buzzer (•))) atau diode.  

- Tempelkan probe ke kedua ujung kabel.  

- Jika berbunyi "beep," berarti ada kontinuitas (tidak putus).  

e. Mengukur Kapasitansi (Farad)  

Beberapa multimeter bisa mengukur nilai kapasitor.  

Langkah pengukuran kapasitansi:  

- Putar saklar ke F (Farad).  

- Colokkan kapasitor ke port CX (jika ada) atau gunakan probe.  

- Baca nilai di layar.  

f. Mengukur Frekuensi (Hz)

Digunakan untuk mengukur frekuensi sinyal AC.  

Langkah pengukuran frekuensi:

- Putar saklar ke Hz.  

- Tempelkan probe ke sumber sinyal (misal, output inverter).  

- Baca hasil di layar.  

 

Perbedaan Multimeter Digital dan Analog

 

 

Baca juga : Encoder dan Decoder dalam Elektronika Digital

 

Tips Penggunaan Multimeter yang Aman

 

1. Selalu periksa posisi saklar multimeter sebelum digunakan. Pengaturan mode yang salah dapat menyebabkan kerusakan pada alat.

2. Jangan mengukur arus tinggi melalui port mA. Gunakan port 10A jika arus yang diukur melebihi 200 mA untuk menghindari kerusakan pada multimeter.

3. Hindari mengukur tegangan tinggi jika tidak memiliki pengetahuan yang cukup. Tegangan listrik AC rumah sangat berbahaya dan dapat menyebabkan cedera serius.

4. Segera ganti baterai jika multimeter mulai lemah. Pengukuran dengan baterai low dapat menghasilkan data yang tidak akurat.

5. Simpan multimeter di tempat yang kering dan bersih. Kelembaban dapat merusak komponen internal dan mempersingkat umur alat.


Kesalahan Umum dalam Penggunaan Multimeter

 

1. Tidak memilih range yang tepat

Selalu mulai dengan range tertinggi, lalu turunkan secara bertahap untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat dan aman.

2. Mengukur arus secara paralel

Kesalahan ini dapat merusak multimeter, pastikan multimeter disambungkan secara seri dengan beban saat mengukur arus.

3. Mengukur resistansi pada rangkaian yang masih aktif

Pastikan rangkaian dalam kondisi mati atau tidak teraliri listrik agar hasil pengukuran akurat dan komponen tetap aman.

4. Terbalik memasang probe saat mengukur dioda

Ingat bahwa dioda hanya menghantarkan arus dalam satu arah, jadi posisi probe sangat memengaruhi hasil pengukuran.

5. Mengabaikan tampilan “OL” (Over Limit)

Tanda ini berarti nilai melebihi batas pengukuran; segera naikkan range untuk melihat nilai sebenarnya.


Praktik Pengukuran Sederhana


a. Mengecek Baterai  

- Setel ke DC Voltage (V=).  

- Pilih range 20V.  

- Tempel probe merah (+) dan hitam (-) ke terminal baterai.  

- Baca nilai:  

   - Baterai 9V baru = ~9,5V.  

   - Baterai lemah = <8V.  

b. Mengecek Kabel Putus

- Setel ke kontinuitas (•))).  

- Sentuh kedua ujung kabel.  

- Jika berbunyi, kabel baik. Jika tidak, ada yang putus.  

c. Mengukur Resistor  

- Setel ke Ohm (Ω).  

- Tempel probe ke kaki resistor.  

- Cocokkan dengan kode warna resistor.  


Perawatan Multimeter Digital

 

1. Bersihkan probe secara berkala

Debu atau kotoran pada ujung probe dapat memengaruhi akurasi hasil pengukuran.

2. Simpan multimeter dalam case pelindung

Hal ini penting untuk menghindari kerusakan akibat benturan, debu, atau kelembaban.

3. Ganti fuse jika rusak

Beberapa multimeter dilengkapi dengan fuse pengaman yang harus diganti jika putus untuk menjaga fungsi alat tetap optimal.

4. Lakukan kalibrasi jika diperlukan

Multimeter profesional sebaiknya dikalibrasi secara berkala agar hasil pengukurannya tetap akurat dan andal.

 

Mengukur Dioda dan Transistor dengan Multimeter Digital

 

a. Menguji Dioda  

Dioda adalah komponen yang hanya mengalirkan arus satu arah. Multimeter memiliki mode khusus untuk menguji dioda.  

Langkah pengujian dioda: 

1. Putar saklar ke mode dioda (simbol →|).  

2. Tempelkan probe merah ke anoda (+) dan probe hitam ke katoda (-).  

3. Multimeter akan menampilkan nilai tegangan maju (biasanya 0,5–0,7V untuk dioda silikon).  

4. Jika probe dibalik, layar akan menampilkan "OL" (Open Loop), artinya dioda bekerja dengan baik.  

5. Jika dioda menunjukkan nilai yang sama di kedua arah, berarti dioda short. Jika selalu "OL", dioda putus.  

b. Menguji Transistor

Transistor dapat diuji menggunakan mode dioda karena terdiri dari dua sambungan PN (BJT) atau kanal (FET).  

Langkah pengujian transistor BJT:

1. Putar saklar ke mode dioda.  

2. Untuk transistor NPN:  

   - Probe merah ke base (B), probe hitam ke emitter (E) → harus ada nilai tegangan (~0,6V).  

   - Probe merah ke base (B), probe hitam ke collector (C) → harus ada nilai tegangan (~0,6V).  

   - Jika dibalik, harus "OL".  

3. Untuk transistor PNP:  

   - Probe hitam ke base (B), probe merah ke emitter (E) → harus ada nilai tegangan (~0,6V).  

   - Probe hitam ke base (B), probe merah ke collector (C) → harus ada nilai tegangan (~0,6V).  

   - Jika dibalik, harus "OL".  

Jika transistor tidak menunjukkan perilaku ini, kemungkinan rusak.  

 

Menggunakan Multimeter untuk Memeriksa Grounding dan Kebocoran Arus

 

a. Mengecek Grounding Listrik

Grounding yang buruk dapat menyebabkan sengatan listrik atau kerusakan perangkat.  

Langkah pengecekan: 

- Setel multimeter ke AC Voltage (V~).  

- Tempel probe merah ke terminal fase (L) dan probe hitam ke ground (GND).  

- Ukur tegangan:  

   - Jika ~220V (normal).  

   - Jika 0V atau sangat rendah, grounding bermasalah.  

b. Mendeteksi Kebocoran Arus

Kebocoran arus dapat menyebabkan lonjakan listrik atau konsumsi daya berlebih.  

Langkah pengecekan:  

- Matikan semua perangkat.  

- Setel multimeter ke mA (DC atau AC tergantung sumber).  

- Hubungkan secara seri antara sumber dan beban.  

- Jika ada nilai arus saat perangkat mati, berarti ada kebocoran.  

 

Pengukuran Tegangan dan Arus pada Rangkaian Elektronika


a. Mengukur Drop Tegangan pada Dioda atau Resistor

Pada rangkaian, komponen seperti dioda atau resistor menyebabkan penurunan tegangan.  

Contoh pengukuran:

- Hidupkan rangkaian.  

- Setel multimeter ke DC Voltage (V=).  

- Tempel probe di kedua ujung komponen.  

- Baca nilai tegangan yang hilang (voltage drop).  

b. Mengukur Arus pada Rangkaian Seri

Untuk mengetahui konsumsi arus suatu komponen:  

- Putus salah satu jalur rangkaian.  

- Setel multimeter ke mA atau A.  

- Hubungkan probe secara seri.  

- Nyalakan rangkaian dan baca arus yang mengalir.  

 

Baca juga : Multiplexer dan Demultiplexer dalam Elektronika Digital

 

 

 

 

 

 

 

 

Siap Untuk Membuat Proyek Impianmu Menjadi Kenyataan?

Klik di sini untuk chat langsung via WhatsApp dan dapatkan dukungan langsung dari tim ahli kami!

 

No comments:

Post a Comment