Mikrokontroler dan mikroprosesor adalah dua komponen penting dalam perangkat elektronik. Keduanya memiliki peran yang berbeda. Pada artikel kali ini akan membahas tentang perbedaan mikrokontroler vs mikrokontroler dan kapan kita dapat menggunakannya.
Apa itu Mikrokontroler?
Mikrokontroler merupakan sebuah perangkat elektronik yang terdiri dari unit pemrosesan pusat (CPU), memori dan berbagai perangkat input/output (I/O) yang terintegrasi dalam satu chip tunggal. Mikrokontroler dirancang khusus untuk mengendalikan berbagai jenis sistem atau perangkat. Mikrokontroler biasanya digunakan alam apikasi yang memerlukan kontrol terprogram dan tugas-tugas yang berulang seperti sistem otomasi rumah, perangkat medis dan perangkat elektronik lainnya.
Karakteristik Mikrokontroler
1. Mikrokontroler dibuat dengan memori ROM dan RAM internal.
2. Mikrokontroler terhubung dengan peripheral on-chip dengan bus pengontrol internal.
3. Mikrokontroler memiliki daya pemrosesan yang relatif lebih rendah.
4. Memungkinkan sistem tertanam untuk menganalisis dan merespons input secara real time.
5. Mikrokontroler memiliki kecepatan yang jauh lebih lambat dari mikroprosesor.
6. Mikrokontroler menyediakan desain yang hemat ruang dengan sirkuit yang lebih sederhana.
7. Mikrokontroler dirancang untuk beroperasi secara efisien dengan daya minimal.
8. Sebagain besar mikrokontroler memiliki fitur hemat daya yang tidak dimiliki oleh mikroprosesor.
9. Mikrokontroler tidak memerlukan sistem operasi untuk dijalankan.
10. Mikrokontroler memerlukan prosesor khusus untuk konektivitas data berkecepatan tinggi.
Apa itu Mikroprosesor?
Mikroprosesor merupakan unit pemrosesan pusat (CPU) dalam komputer atau sistem komputasi yang lebih besar. Ini adalah otak utama yang melakukan berbagai operasi pemrosesan data dalam sistem. Mikroprosesor tidak memiliki perangkat I/O yang terintegrasi dan seringkali memerlukan chip tambahan atau perangkat keras eksternal untuk berinteraksi dengan dunia luar.
Karakteristik Mikroprosesor
1. Mikroprosesor tidak memiliki modul memori internaul untuk menyimpan data aplikasi, sehingga harus dihubungkan ke penyimpanan memori eksternal, seperti ROM dan RAM dengan bus eksternal.
2. Mikroprosesor tidak memiliki peripheral yang terpasang pada sirkuit terpadu. Jadi, peripheral terhubung secara eksternal untuk memperluas penggunaan di luar pemrosesan matematika dan logika.
3. Mikrokontroler mampu melakukan tugas komputasi dan matematika yang kompleks.
4. Mikroprosesor menyediakan kapasitas komputasi dengan kecepatan tinggi dan kuat untuk berbagai aplikasi.
5. Mikroprosesor bergantung pada bagian eksternal, seperti chip komunikasi, port I/O, RAM dan ROM untuk membentuk sistem komputasi yang lengkap karena tidak dapat beroperasi sendiri.
6. Mikroprosesor berjalan dengan kecepatan yang lebih tinggi daripada mikroontroler dan menghabiskan lebih banyak daya sehingga diperlukan catu daya eksternal.
7. Mikroprosesor memerlukan sistem operasi untuk menyediakan fungsionalitas yang sesuai.
8. Mikroprosesor menangani teknologi komunikasi yang lebih beragam daripada mikrokontroler.
Kapan Menggunakan Mikrokontroler?
Mikrokontroler dapat menjadi pilihan yang lebih baik jika Anda membuat sistem kontrol dengan batasan ruang lingkup yang sempit. Mikrokontroler digunakan untuk sistem yang membutuhkan penggunaan daya rendah dan integrasi dengan peripheral yang tinggi serta dapat diakses secara langsung.
Kapan Menggunakan Mikroprosesor?
Gunakan mikroprosesor jika Anda memerlukan daya pemrosesan yang kuat untuk sistem komputasi yang lebih besar. Mikrokontroler digunakan di semua jenis perangkat komputasi, seperti komputer desktop, server dan perangkat komputasi seluler. Perlunya akses ke berbagai perangkat keras eksternal yang tidak tersedia secara langsung di dalam chip. Selain itu, gunakan mikroprosesor jika Anda ingin fleksibilitas yang lebih besar dalam merancang sistem Anda.
No comments:
Post a Comment