Pengertian dan Penjelasan tentang Trafo CT - Edukasi Elektronika | Electronics Engineering Solution and Education

Thursday, 11 May 2023

Pengertian dan Penjelasan tentang Trafo CT

Trafo CT dikenal dengan istilah trafo seri karena trafo ini memiliki dua gulungan sekunder yang disusun seri. Trafo CT berfungsi untuk mengubah besaran arus yang ada pada sebuah rangkaian listrik. Tujuannya yaitu untuk memantau kestabilan arus listrik. Selain itu, trafo CT juga berfungsi untuk mengatur besar atau kecilnya arus dan bisa digunakan sebagai parameter daya listrik. Tegangan yang tinggi bisa membuat alat ukur tersebut cepat panas dan mengalami kerusakan. Oleh karena itu, trafo CT digunakan sebagai penstabil tegangan sehingga arus listrik pada rangkaian terhindar dari resiko overload dan lebih ramah untuk diukur menggunakan alat. Alat ukur atau panel metering bisa membaca besarnya nilai arus yang ada pada rangkaian tersebut ketika arus listrik bertegangan tinggi telah distabilkan oleh trafo CT.  

 

Simbol Trafo CT




Simbol Trafo CT

Fungsi Trafo CT

 

Trafo CT berfungsi untuk menghasilkan arus AC pada belitan sekunder agar jumlahnya sama dengan tegangan yang ada pada lilitan primer. Fungsi lain dari trafo CT antara lain :

 

• Mengukur Arus Listrik

 

Trafo CT berfungsi untuk mengukur arus listrik, dimana arus listrik bertegangan tinggi sulit untuk diukur tanpa bantuan trafo CT karena bisa mengakibatkan panel metering menjadi rusak. Kuat arus dalam suatu rangkaian akan diturunkan intensitasnya agar bisa terbaca dan dideteksi oleh alat ukur ketika menggunakan trafo CT. 

 

• Menyetabilkan Tegangan

 

Peran trafo CT sebagai penyetabil tegangan dalam sebuah rangkaian, besar kecilnya kuat arus yang mengalir bisa diatur dan distabilkan menggunakan alat ini.

 

• Melindungi Peralatan

 

Trafo CT dibuat dengan dua lilitan sekunder yang terhubung secara seri. Lilitan sekundernya berfungsi untuk memperkecil arus listrik sehingga jumlahnya sama dengan lilitan primer. Tujuannya untuk melindungi peralatan agar tidak mudah rusak akibat jumlah tegangan yang overload. 

 

Cara Kerja Trafo CT

 

Trafo CT bekerja dibantu dengan lilitan sekundernya untuk mengatur besaran arus listrik yang mengalir pada rangkaian. Ketika arus mengalir ke dalam rangkaian, arus AC akan mengakibatkan timbulnya medan magnet. Medan magnet yang timbul akan mengalir dan terkumpul pada bagian inti core. Medan magnet inilah yang akan mengindikaskan arus pada lilitan sekunder. Nantinya, medan magnet pada lilitan sekunder akan melawan fluks yang dihasilkan oleh lilitan primer. Kemudian membuat arus listrik yang dihasilkan oleh lilitan primer dan lilitan sekunder menjadi seimbang. 

 

Jenis – jenis Trafo CT

 Trafo CT


• Jenis Trafo CT Berdasarkan Klasifikasinya

 

1. Indoor Current Transformer

 

Indoor Current Transformer merupakan jenis trafo yang pemakaiannya digunakan untuk kebutuhan dalam ruangan. Trafo ini biasanya digunakan pada sirkuit dengan tegangan rendah. Berdasarkan tipenya, transformator indoor dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :

 

a. Tipe bar, yaitu transformator dengan tipe batang yang didalamnya terdapat batang primer dan batang sekunder.

 

b. Tipe luka, yaitu transformator yang dibuat dengan dua gulungan berupa inti primer dan sekunder.

 

c. Tipe jendela, yaitu transformator yang dibuat tanpa gulungan primer sehingga bisa dipasang di area konduktor utama.

 

2. Outdoor Current Transformer

 

Outdoor Current Transformer merupakan jenis trafo yang pemakaiannya digunakan di luar ruangan. Biasanya digunakan untuk gardu induk atau gardu listrik. Trafo jenis ini terdiri dari dua jenis kandungan isolasi gas, yaitu ada yang mengandung sulfur hexafluoride (SF6) dan oli.

 

3. Portable Current Transformer

 

Portable Current Transformer merupakan transformator yang banyak digunakan untuk analisis pengukuran pada sirkuit bertegangan tinggi. Trafo ini bisa mengukur arus dengan rentang frekuensi tinggi antara 1000 A hingga 1500 A. Transformator portable penggunaannya fleksibel yang tersedia dalam 3 versi, yaitu inti split, penjepit portable dan fleksibel. 

 

4. Bushing Current Transformer

 

Bushing Current Transformer merupakan jenis trafo yang digunakan pada relay. Selain itu, trafo ini juga bisa digunakan untuk mengukur tegangan tinggi. Konstruksi transformator ini sama dengan transformator jenis batang, yaitu memiliki inti dan sekunder yang terletak pada area konduktor utama. Gulungan yang terdapat pada lilitan sekunder transformator ini bisa dihubungkan pada bushing. Jadi, nantinya akan menghasilkan bentuk lingkaran dengan tegangan tinggi. Arus akan berperan untuk mengatur inti core sekaligus berperan sebagai belitan primer setelah konduktor mengalir di dalam bushing.

 

• Jenis Trafo CT Berdasarkan Bentuknya

 

1. Window Current Transformer

 

Window Current Transformer merupakan trafo yang memiliki bentuk kotak dengan ukuran kecil dan juga besar. Trafo ini memilii pilihan nilai ampere yang bermacam-macam, yaitu mulai dari 30/5 A hingga 6300/5 A.

 

2. Split Core Current Transformer

 

Transformator jenis ini memiliki bentuk kotak, hampir sama dengan Window Current Transformer. Bedanya, salah satu bagian dari transformator ini bisa dibuka atau pun ditutup sesuai kebutuhan. Split Core Current Transformer memiliki rating ampere mulai dari 400/5 A hingga 5000/5 A. 

 

3. Cylinder Current Transformer

 

Cylinder Current Transformer merupakan trafo yang memiliki bentuk silinder. Alat ini memiliki bentuk lubang bulat sehingga memudahkan ketika akan dipasangi kabel. Trafo silinder tersedia dalam rentang ampere ulai dari 50/5 A hingga 5000/5 A. 

 

Cara Pasang Trafo CT

 

• Siapkan terlebih dahulu peralatan yang dibutuhkan. Misalnya seperti, kabel, trafo, konektor dan lain sebagainya.

 

• Kemudian, siapkan kabel listrik dan pasang konektor pada perangkat tersebut.

 

• Jangan lupa untuk menambahkan sekring pada kabel listrik.

 

• Ikat trafo CT dan sambungkan pada kabel dengan perantara baut.

 

• Selanjutnya, jangan lupa hubungkan kabel dengan sumber listrik.

 

• Pasang sekring dan hubungkan dengan kabel serta panel listrik. Pastikan semua kabel telah dipasang dengan benar pada rangkaian.

 

• Pada saat listrik dinyalakan, trafo sudah bisa berfungsi sebagaimana mestinya.

 

No comments:

Post a Comment