Kabel listrik atau electrical cable merupakan media untuk menghantarkan arus listrik yang terdiri dari konduktor dan isolator. Konduktor atau bahan penghantar listrik yang biasanya digunakan oleh kabel listrik yaitu bahan tembaga dan berbahan aluminium meskipun ada juga yang menggunakan silver dan emas sebagai bahan konduktornya. Namun bahan-bahan tersebut tidak sering digunakan karena harganya yang sangat mahal. Sedangkan isolator atau bahan yang sulit menghantarkan arus listrik yang digunakan oleh kabel listrik yaitu bahan thermoplastik dan thermosetting berupa polymer (plastik dan rubber atau karet) yang dibentuk dengan satu kali atau beberapa kali pemanasan dan pendinginan.
Pada dasarnya, kabel listrik merupakan sejumlah wire (kawat) terisolator yang diikat bersama dan membentuk jalur transmisi multikonduktor. Kita perlu memperhatikan beberapa faktor penting dalam pemilihan kabel listrik, yaitu warna kabel listrik, label informasi dan aplikasinya. Informasi yang tercetak di kabel listrik merupakan informasi-informasi penting tentang kabel listrik yang bersangkutan. Jadi, kita bisa menyesuaikan kabel listrik tersebut dengan penggunaan kita. Berbagai informasi penting yang tercetak di kabel listrik tersebut diantaranya sebagai berikut :
• Ukuran kabel atau cable size yaitu ukuran pada masing-masing kawat yang terikat bersama pada kabel yang bersangkutan. Berdasarkan ukuran American Wire Gauge (AWG), ukuran yang tercetak tersebut seperti 8, 10, 12, 14, 16 dan lain-lainnya yang masing-masing angka tersebut mewakilkan diameter kawat pada kabelnya. Semakin besar angka tersebut, maka semakin kecil ukuran kawat kabelnya. Sedangkan di Indonesia, biasanya kita menggunakan satuan mm² seperti 1.5mm², 2.5mm², 4mm², 6 mm² dan seterusnya.
• Tegangan nominal yaitu tegangan operasional kawat kabel yang bersangkutan seperti 450/750V. Artinya, tegangan nominalnya sekitar 450V hingga 750V.
• Kode bahan dan jumlah kawat dalam kabel, beberapa diantaranya yang sering kita jumpai seperti NYM, NYMHY, NYY, NYYHY, NYA, NYAF, NGA dan lain sebagainya. Jika dilihat dari kode tersebut kita bisa mengetahui bahan konduktor, bahan isolator yang digunakan dan jumlah kawat konduktornya tunggal atau serabut (lebih dari satu).
Jenis - jenis Kabel Listrik
Berdasarkan bentuknya, kabel listrik ini bisa dibagi menjadi beberapa jenis. Berikut ini jenis – jenis kabel listrik yang sering digunakan untuk menghantarkan arus listrik atau pun kabel – kabel listrik yang berfungsi untuk transmisi data. Berikut ini adalah jenis-jenis kabel listrik yang sering digunakan untuk menghantarkan arus listrik atau pun kabel-kabel listrik yang berfungsi untuk transmisi data.
• Kabel berpasangan (Paired Cable), yaitu kabel yang terbuat dari dua konduktor yang diisolasi secara individual. Kabel berpasangan ini sering digunakan untuk arus listrik DC dan arus listrik AC yang berfrekuensi rendah.
• Kabel twin lead, yaitu kabel yang terdiri dari dua konduktor dengan bentuk yang mirip dengan pita. Biasanya kabel twin lead ini digunakan sebagai media transmisi yang menghubungkan antena dengan receiver (perangkat penerima sinyal) seperti radio dan televisi. Kabel ini sering disebut dengan kabel 300Ω karena impedansinya adalah 300Ω.
• Kabel shielded twin lead, yaitu kabel yang mirip dengan kabel berpasangan atau paired cable. Namun pada bagian dalam kabel dikelilingi oleh lapisan logam tipis yang terhubung ke wire konduktor ground. Lapisan logam tipis tersebut berfungsi untuk melindungi kabel dari medan magnet atau untuk menghindari gangguan lainnya yang berpotensi menyebabkan sinyal noise pada kabel yang bersangkutan.
• Kabel multi konduktor (Multiple Conductor Cable), yaitu kabel yang terdiri dari sejumlah konduktor dengan bungkusan isolator secara individual yang berwarna-warni. Biasanya kabel ini digunakan pada perangkat listrik rumah tangga atau pun instalasi listrik rumah.
• Kabel koaksial (Coaxial Cable), yaitu kabel yang digunakan untuk menghantarkan sinyal frekuensi tinggi. Kabel koaksial memiliki dua konduktor, dimana satu konduktor berada di rongga luar mengelilingi satu konduktor tunggal yang dipisahkan oleh bahan isolator. Selain itu, kabel ini memiliki impedansi transmisi yang konstan dan tidak menghasilkan medan magnet sehingga cocok untuk mentransmisikan sinyal frekuensi tinggi.
• Kabel pita (Ribbon) atau kabel pelangi, yaitu kabel yang biasanya digunakan pada aplikasi atau rangkaian elektronik yang membutuhkan banyak kawat konduktor sebagai penghubung. Umumnya, kabel pita atau ribbon yang memiliki fleksibilitas tinggi ini digunakan pada rangkaian yang membutuhkan tegangan rendah terutama pada rangkaian sistem digital.
• Kabel serat optik (Fiber optic Cable), yaitu kabel yang terbuat dari serat kaca atau plastik halus yang bisa mentransmisikan sinyal cahaya dari satu tempat ke tempat lainnya. Sumber cahayanya bisa berupa sinar laser atau pun sinar LED. Diameter kabel serat optik sekitar 120 mikrometer.
• Kabel pasangan berpilin (Twisted pair cable), yaitu sepasang kabel tembaga yang diputar bersama-sama berbentuk spiral dan dibungkus dengan lapisan plastik. Pada dasarnya, twisted pair cable ini bisa dibedakan menjadi dua jenis yaitu kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) dan STP (Shielded Twisted Pair). Diameter twisted pair sekitar 0,4 mm hingga 0,8 mm.
No comments:
Post a Comment