Penjelasan tentang Hambatan Listrik (Resistansi Listrik) - Edukasi Elektronika | Electronics Engineering Solution and Education

Friday, 27 January 2023

Penjelasan tentang Hambatan Listrik (Resistansi Listrik)


Resistansi (resistance) atau resistansi listrik (electrical resistance) merupakan kemampuan suatu bahan benda untuk menghambat atau mencegah aliran arus listrik. Arus listrik yaitu banyaknya muatan listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian listrik dalam tiap satuan waktu dikarenakan oleh adanya pergerakan elektron-elektron pada konduktor. Oleh karena itu, resistansi listrik yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan hambatan listrik diartikan sebagai penghambat aliran elektron dalam konduktor tersebut.

 

Nilai resistansi atau nilai hambatan dalam suatu rangkaian listrik diukur dengan satuan ohm yang dilambangkan dengan simbol omega “Ω”. Kilo ohm, mega ohm dan giga ohm merupakan prefix atau awalan SI (Standar Internasional) yang digunakan untuk menandakan kelipatan pada satuan resistansi tersebut.

 

1 Giga Ω = 1.000.000.000 Ω (109 Ω)

 

1 Mega Ω = 1.000.000 Ω (106 Ω)

 

1 Kilo Ω = 1.000 Ω (103 Ω)

 

Pada dasarnya, setiap bahan penghantar atau konduktor memiliki sifat yang menghambat arus listrik dan besaran hambatan listrik pada suatu penghantar atau konduktor dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

 

Jenis bahan – tembaga memiliki nilai resistansi yang lebih rendah dibandingkan dengan baja.

 

Suhu – nilai resistansi akan meningkat seiring dengan meningkatnya suhu pada penghantar.

 

Panjang penghantar  – semakin panjang suatu penghantar, maka semakin tinggi juga nilai resistansinya.

 

Luas penampang  – semakin kecil diameter suatu penghantar, maka semakin tinggi juga nilai resistansinya.

 

Komponen elektronika yang berfungsi sebagai penghambat arus listrik yaitu resistor. Resistor dalam suatu rangkaian elektronika bisa berfungsi untuk menghambat atau mengurangi aliran arus listrik sekaligus bertindak untuk menurunkan level tegangan listrik di dalam rangkaian.

 

Baca juga : Resistor 

 

Hubungan Hambatan Listrik dengan Tegangan dan Arus Listrik

 

Hubungan antara resistansi (resistance) atau hambatan listrik dengan tegangan (voltage) dan arus listrik (current) bisa dijelaskan dengan hukum ohm yang dikemukakan pada tahun 1825 oleh Georg Simon Ohm (1789-1854) seorang fisikawan yang berasal dari Jerman. 

 

Berikut ini adalah persamaan Hukum Ohm :

 

V = I x R

 

atau

 

R = V / I

 

atau

 

I =  V / R

Dimana :

 

V = Tegangan listrik (voltage) diukur dalam satuan volt

 

I = Arus listrik (current) diukur dalam satuan ampere

 

R = Hambatan listrik atau resistansi (resistance) diukur dalam satuan ohm

 

Dari persamaan tersebut, bisa dijelaskan bahwa setiap 1 ampere arus listrik yang mengalir melewati sebuah komponen dengan beda potensial atau tegangan sebesar 1V, maka resistansi atau hambatan listrik pada komponen tersebut adalah 1 Ω. Jika suatu rangkaian diberikan tegangan 24V dan membutuhkan arus listrik sebesar 0,5A, maka hambatan yang diperlukan adalah 48 Ohm.

 

R = V/I = 24/0,5

 

R = 48 Ω

 

Hubungan hambatan listrik dengan tegangan dan arus listrik ini bisa dianalogikan dengan sebuah tangki air yang berada pada ketinggian tertentu di atas tanah. Di dasar tangki tersebut terdapat sebuah pipa air yang digunakan untuk mengaliri air. Jumlah air pada tangki air bisa diibaratkan sebagai muatan listrik. Sedangkan tekanan di ujung selang mewakili tegangan listrik, aliran air mewakili aliran arus listrik dan ukuran diameter pipa air bisa dianggap sebagai resistansi.

 

Semakin banyak air di dalam tangki, maka semakin tinggi tekanan pada ujung selang air tersebut. Seiring dengan berkurangnya air di dalam tangki, tekanan air pada ujung selang air tersebut juga akan berkurang. Selain itu, jumlah air yang mengalir juga akan berkurang. Demikian juga semakin kecilnya diameter pipa air, maka semakin sedikit air yang bisa mengalir.

 

No comments:

Post a Comment