Sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya, PLC berdiri sendiri tidak ada artinya, agar berfungsi sebagaimana mestinya, PLC haruslah dilengkapi dengan piranti-piranti masukan maupun keluaran. Untuk masukan, diperlukan sensor untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Kemudian apa yang dikendalikan atau dikontrol? Inilah fungsi dari keluaran, dihubungkan dengan berbagai macam piranti yang akan dikenalikan seperti motor, solenoida dan lain sebaginya.
A. Konsep Dasar
Konsep dasar ini berkaitan dengan apa yang bisa dihubungkan dan bagaimana cara menghubungkan ke masukan atau keluaran PLC. Ada dua istilah yang sudah lazim di kalangan elektronika maupun pengguna PLC. yaitu istilah "sinking" dan "sourcing". Istilah sinking berkaitan dengan penarikan atau penyedotan sejumlah arus dari piranti luar (eksternal), istilah ini berkaitan dengan tanda "_" (terminal negatif) atau GND (ground). Sedangkan istilah sourcing, yang berkaitan dengan terminal atau tanda "+" atau VCC, berkaitan dengan pemberian sejumlah arus ke piranti luar (eksternal).
Masukan dan keluaran, baik yang bersifat sinking maupun sourcing hanya bisa menghantarkan arus listrik satu arah (searah) saja, artinya menggunakan catu daya DC. Dengan demikian, setiap jalur masukan atau keluaran memiliki terminal (+) dan (-), jika terdapat 5 masukan, maka akan terdapat 10 (5 x 2 terminal) sekrup terminal masukan, yang masing-masing bertanda (+) dan (-). Namun, hal ini kemudian dihindari dengan cara menyatukan terminal (-)-nya, yang kemudian untuk beberapa masukan atau keluaran dijadikan satu dan disebut dengan jalur common (dalam PLC dengan tanda COMM). Pada gambar di bawah ini ditunjukkan 3 contoh masukan dengan satu jalur tunggal terminal COMM dan masing-masing dihubungkan dengan sebuah saklar.
B. Jalur-jalur Masukan
Hal yang perlu diperhatikan dalam menghubungkan piranti luar dengan jalur masukan, yang biasanya berupa sensor, adalah bahwa keluaran dari sensor bisa berbeda tergantung sensornya sendiri dan aplikasinya. Yang penting, bagaimana caranya dibuat suatu rangkaian sensor yang dapat memberikan sinyal ke PLC sesuai dengan spesifikasi masukan PLC yang digunakan. Pada gambar di bawah ini ditunjukkan suatu contoh cara menghubungkan sebuah sensor dengan tipe keluaran sinking dengan masukan PLC yang bersifat sourcing.
Pada gambar di atas, jenis sensor yang digunakan sebagaimana disebutkan sebelumnya, merupakan jenis yang menyedot arus (sinking), dengan demikian masukan atau hubungan yang cocok di sisi lainnya (PLC) adalah yang memberikan arus (sourcing). Perhatikan penempatan tegangan DC-nya, terutama polaritas terminalnya (positif dan negatifnya). Dalam hal ini COMMON bersifat positif untuk tipe hubungan atau koneksi semacam ini. Sedangkan pada gambar di bawah ini tipe koneksi yang lain atau kebalikan dari tipe koneksi yang sebelumnya.
Pada gambar di atas terlihat bahwa sekarang sensor memiliki sumber arus tersendiri tipenya merupakan sourcing, pasangan terminalnya di sisi yang lain (PLC) merupakan tipe sinking. Untuk tipe hubungan semacam ini, COMMON bersifat negatif atau GND. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa harus dilakukan hubungan sinking-sourcing atau sourcing-sinking bukan sinking-sinking maupun sourcing-sourcing.
C. Jalur-jalur Keluaran
Keluaran dari PLC biasanya dapat berupa transistor dalam hubungan PNP, NPN maupun relay. Pada kedua gambar di bawah ini, masing-masing ditunjukkan bagaimana cara PLC mengatur piranti eksternal secara nyata.
Pada gambar pertama, ditunjukkan bagaimana PLC menangani beban keluaran, jika PLC-nya sendiri keluarannya tipe sinking. Beban diletakkan antara terminal masukan sinking dengan terminal positif catu daya, yang digunakan untuk menggerakkan beban bukan untuk PLC-nya itu sendiri. Sedangkan pada gambar kedua adalah kebalikannya, tipe keluaran PLC adalah sourcing, sehingga konfigurasinya beban keluaran diletakkan antara keluaran sourcing dengan terminal negatif.
No comments:
Post a Comment