Sensor Sentuh (Alarm Anti Maling) - Edukasi Elektronika | Electronics Engineering Solution and Education

Saturday, 21 December 2013

Sensor Sentuh (Alarm Anti Maling)


Sekarang ini banyak sekali kasus pencurian, baik pencurian kendaraan bermotor maupun barang-barang di dalam rumah. Disini kami akan berbagi mengenai sebuah alarm anti maling yang sangat efektif bila dipasang di kendaraan bermotor maupun pada pintu rumah. Berikut adalah skema rangkaian alat tersebut:


Alarm akan berbunyi bila relay dengan tegangan kerja 12 Volt telah aktif. Relay disini akan diaktifkan menggunakan transistor (Q1) BC548B. Sedangkan Q1 akan aktif (ON) jika basisnya mendapatkan arus yang cukup, arus disini dapat disesuaikan dengan datasheet arus maksimal yang sesuai dengan karakteristik BC548B. Basis Q1 mendapat arus melalui R1 sebagai pembatas arus maksimal dan transistor (Q2) BC558. Jadi dapat disimpulkan bahwa Q1 akan aktif (ON) jika Q2 juga aktif (aktif). Sedangkan Q2 akan aktif (ON) jika basisnya mendapatkan tegangan yang lebih rendah dari emitor-nya sekitar -0,7V. Basis Q2 terhubung ke kaki kolektor Q1 melalui R2. Dan karena Q1 masih belum aktif (OFF), maka arus kaki kolektor ini akan tertarik ke Vcc 12 Volt melalui kumparan pada relay. Dengan demikian, basis Q2 akan memiliki tegangan yang sama dengan emitor-nya. Oleh karena itu, Q2 juga masih belum aktif (OFF).


Susunan dioda D2 yang di hubung seri dengan R4 menjadikan tegangan basis Q2 hanya ditarik menuju Vcc 12 Volt melalui relay dan R2 saja, yang besarnya adalah 1 M Ohm. Jika kita menyentuh sensor sementara bagian kaki atau bagian tubuh kita yang lain menyentuh ground (tanah, lantai, tembok), maka arus basis Q2 akan tertarik ke bawah. Tarikan ke arah Vcc 12 Volt oleh R2 terlalu kecil dibandingkan tarikan ke bawah (ground) melalui tangan. Hal ini mengakibatkan basis Q2 menjadi lebih rendah dari emitor-nya. Dengan demikian, Q2 menjadi aktif (ON). Jika Q2 menjadi aktif (ON), maka Q1 juga menjadi aktif (ON). Dan jika Q1 menjadi aktif (ON), maka tegangan pada kaki kolektor Q1 akan turun menjadi hanya sekitar 0,3 V saja. Dengan susunan D2  yang di hubung seri dengan R4, maka basis Q2 akan ditarik cukup kuat ke arah ground. Dengan demikian, walaupun tangan kita dilepaskan dari sensor, Q2 akan tetap dipertahankan untuk aktif (ON).
C1 digunakan untuk memastikan bahwa saat pertama kali rangkaian mendapatkan arus, maka basis Q2 akan bertegangan sama dengan emitor-nya. Dengan demikian, Q2 akan dijamin dalam keadaan OFF sampai sensor disentuh. D1 digunakan untuk membuang tegangan yang dihasilkan oleh kumparan relay saat pensaklaran transistor. Biasanya disebut sebagai dioda frewheeling. Hal ini berguna untuk mencegah kerusakan pada transistor karena tegangan tersebut.

No comments:

Post a Comment